Senin, 11 Juni 2012

Analisis Usahatani Jarak Pagar


ANALISIS USAHATANI TANAMAN JARAK PAGAR
(Studi Kasus Di Sulawesi Selatan)
Abstrak
Sebelum tahun 2005, tanaman jarak pagar memang tidak mendapat perhatian khusus di Indonesia. Namun, di tengah krisis BBM yang melanda Indonesia pada tahun 2005, tanaman jarak pagar di ingat kembali karena minyak lampunya. Ternyata, minyak nabati dari jarak pagar  (Jatropha curcas) dapat diolah menjadi bahan bakar pengganti minyak bumi dan atau pengganti energy fosil. Bahan bakar yang dimaksud adalah bahan bakat yang berbasis biomassa yaitu bio-oil, biodiesel, bio-etanol, dan biogas.  Jatropha curcas adalah tanaman yang berasal dari Meksiko (Amerika Tengah). Jarak pagar berbentuk pohon kecil dengan tinggi mencapai 5 meter dan bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu, berbentuk silindris dan bergetah. Maka dari itu, Indonesia dengan iklim tropis, lahan yang luas, serta keanekaragaman hayati wilayah daratan merupakan keunggulan komperatif bagi pengembangan bahan bakar  yang berasal dari tumbuhan. Langkah ini diharapkan akan meningkatkan kualitas lingkungan dan kualitas hidup masyarakat. Kelayakan usahatani jarak pagar dapat dihitung melalui metode input-output analysis untuk mendapatkan nilai Benefical Cost Ratio (B/C Ratio), Net Present Value (NPV), dan nilai Internal Rate of Return (IRR).
Kata kunci: jarak pagar, NPV, Net B/C dan IRR.

STUDI  KELAYAKAN USAHATANI JARAK PAGAR
(Studi Kasus di Sulawesi Selatan)

Indonesia dengan iklim tropis, lahan yang luas, serta keanekaragaman hayati wilayah daratan merupakan keunggulan komperatif bagi pengembangan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan. salah satu dari kelompok ttanaman non-pangan yang direkomendasikan adalah tanaman jarak pagar (Jarropha curcas).
Sudah menjadi tekad pemerintah untuk mengembangkan minyak jarak pagar menjadi biodiesel, biokerosin, dan biominyak bakat untuk mengurangi ketergantungan kepada BBM fosil yang banyaak menyita dana APBN untuk subsidi BBM. Sekaligus, langkah ini diharapkan akan meningkatkan kualitas lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.
KLASIFIKASI
Jarak pagar masih satu keluarga dengan tanaman karet dan ubi kayu. Klasifikasi jarak pagar sebagai berikut:
Divisi               :           Spermatophyta
Sub divisi        :           Angiospermae
Kelas               :           Dicotyledonae
Ordo                :           Euphorbiales
Famili              :           Euphorbiaceae
Genus              :           Jatropha
Spesies            :           Jatropha curcas
CIRI-CIRI TANAMAN JARAK
            Jarak pagar berbentuk pohon kecil atau belukat besar dengan tinggi tanaman mencapai 5 meter dan bercabang tidak teratur. Batang berkayu, berbentuk silindris, dan bergetah. Daun jarak pagar berupa daun tunggal, berwarna hijau mudah sampai hijau tua, permukaa bawah lebih pucat daripada bagian atasnya. Bunga berwarna kuning kehijauan , berupa bunga majemuk berbentuk malai.buah berbentuk bunga kendaga, oval, berupa buah kotak, berdiameter 2-4 cm. berwarna hijau ketika masih muda dan kuning jika sudah matang. Biji berbentuk bulat lonjong, berwarna coklat kehitaman dengan ukuran panjang 2 cm, tebal 1 cm, dan berat 0,4-0,6 gram/biji.
PERBANYAKAN
            Tanaman jarak bisa diperbanyak dengan biji atau setek batang. Karakteristik tanaman jarak yang berasal dari biji dan setek batang berbeda. Selain kedua cara tersebut, tanaman jarak juga dapat diperbanyak melalui kultur jaringan (in-vitro). Dengan cara ini kita dapat memperoleh bibit jarak dengan jumlah yang banyak pada waktu yang bersamaan.
SYARAT TUMBUH
            Jarak pagar akan tumbuh dan berproduksi optimal jika ditanam di lahan kering dataran rendah yang beriklim kering, dengan ketinggian 0-500 meter dpl, curah hujan 300-1000 mm per tahun, dan temperature lebih dari 200°c. jarak pagar dapat tumbuh di lahan marginal yang miskin hara, tetapi berdreinase dan aerasi baik. Produksi optimal akan diperoleh dari tanaman yang ditanam di lahan subur. Jenis tanah yang baik untuk tanamn jarak pagar adalah yang mengandung pasir 60-90 % dan pH tanah 5,5-6,5. Produksi optimal juga bisa tercapai jika tanaman dipupuk dengan dosis yang sesuai dan tersedia air pada musim kemarau.
PEMELIHARAAN
            Pemeliharaan yang baik dan teratur akan mengoptimalkan produktivitas tanaman jarak. Karena itu, setiap kegiatan pemeliharaan harus dilakukan tepat waktu. Kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan adalah pengendalian gulma, pemeliharaan dreinase dan aerasi, pemangkasan cabang, pemupukan, pengairan, dan pengendalian hama penyakit.
Ø  PENGENDALIAN GULMA
            Jarak pagar yang baru tumbuh sangat peka terhadap gulma (tanaman lain yang keberadaannya bisa mengganggu pertumbuhan tanaman utama). Karena itu, gulma harus dikendalikan secara periodic sampai tanaman berumur empat bulan. Pengendalian secara intensif sebaiknya dilakukan di sekitar tanaman dengan jarak satu meter dari batang tanaman. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara mencabut atau membersihkannya menggunakan cangkul. Pencangkulan dilakukan secara hati-hati, jangan sampai mengenai sistem perakaran.
Ø  PEMELIHARAAN DREINASE DAN AERASI
            Jarak pagar peka terhadap dreinase buruk. Karena itu, dilahan penanaman jarak harus dibuat saluran dreinase (parit) yang dapat melalukan aliran permukaan.saluran dreinase harus bersih. Jika ada sampah (sisa tanaman atau plastic) yang menumpuk di dalam saluran dreinase harus segera dibuang. Apabila dibiarkan, pada musim hujan, lahan akan terendam air dan bisa mengganggu pertumbuhan jarak.
Ø  PEMANGKASAN
            Pemangkasan pertama (pemangkasan pucuk) dilakukan setelah tanaman mencapai tinggi satu meter atau tanaman sudah berumur satu tahun. Pemangkasan pucuk ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan cabang. Setiap tahun cabang yang muncul dibagian pangkal batang harus dipangkas.
            Pemangkasan yang dilakukan secara teratur akan mementuk tajuk ideal seperti paying. Perlakuan ini dapat meningkatkan produktivitas tanaman jarak. Dengan tajuk tanmaan yang seperti paying ini, sinar matahari akan menyebar merata dan proses pemanenan akan lebih mudah karena pohon tidak terlalu tinggi. Cabang hasil pemangkasan dapat dipakai sebagai setek.
Ø  PEMUPUKAN
            Pertumbuhan awal sangat menentukanproduktivitas Jatropha curcas pada masa yang akan datang. Salah satu factor penentunya adalah kesuburan tanah dan pupuk. Kebutuhan pupuk yang t epat dapat diketahui dengan melakukan analisis tanah. Secara umum, pupuk untuk tanaman penghasil minyak berbeda denga pupuk untuk  tanaman penghasil karbohidrt atau gula. Jatropha curcas sebaiknya dipupuk dengan hara fosfat yang lebih tinggi daripada jenis pupuk lainnya (nitrogen dan kalium).
            Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan merekomendasikan dosis pupuk kimia untuk tanaman jarak per hektar adalah 150 kg SP-36, 50 kg urea, dan 30 kg KCl. Disarankan untuk menambahkan 2,5-5 ton pupuk kandang atau 1-2 kg per tanaman.
Ø  PENGAIRAN
            Beberapa metode pengairan yang bisa diterapkan  pada budidaya tanaman jarak adlaah sebagai berikut:
1.      Pengairan metode tetes (drip irrigation) yang dapat digabungkan dengan aplikasi pupuk (fertigation)
2.      Pengairan metode curah sudah diterapkan di NTB
3.      Pengairan metode leb (parit diisi air).
Ø  PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
            Tanaman jarak pagar dikenal sebagai tanmaan yang beracun dan memiliki sifat sebagai insektisida. Karena itu, tanaman jarak relative tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan dengan Ricinus comunis. Namun, diduga daya tahan tersebut disebabkan tanaman jarak pagar masih ditanam bersama komoditas lain.
ANALISIS USAHA TANAMAN JARAK
            Selama ini pohon jarak dibiarkan begitu saja tanpa disadari manfaatnya. Masyarakat hanya menanam tanaman tersebut sebagai pagar halaman rumah tanpa dilakukan perlakuan khusus. Mengingat banyaknya lahan kering yang belum termanfaatkan dengan baik di Indonesia, khusunya di Sulawesi Selatan tepatnya di Kab. Bone diadakan penanaman jarak pada 1 ha lahan sebagai upaya peningkatan  kualitas lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.
Penelitian menggunakan metode survei data sekunder dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Laporan Lembaga Penelitian terkait. Kelayakan usahatani jarak pagar dapat dihitung melalui metode input-output analysis untuk mendapatkan nilai Benefical Cost Ratio (B/C Ratio), Net Present Value (NPV), dan nilai Internal Rate of Return (IRR).
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.  Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return (MARR) . MARR adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
BC RATIO
Dapat dihitung dengan cara :

                          S Nilai Penerimaan
BCR =   -------------------------
                          S Nilai Pengeluaran                         
BCR > 1 Layak

Tabel 1. Perkiraan Cash Flow Tanaman Jark Pagar (Rp/ha/tahun)
No.
Kegiatan
Unit
Tahun



1
2
3
4
5
6
7
8
1
PENERIMAAN



375000
375000
750000
1125000
1500000
1875000
2
BIAYA










Persiapan lahan
10 HOK
100000








Penggarapan awal
20000/jam
120000








Tumpang sari
Rp. 200000
200000








Penjajaran dan pemancangan
5 HOK
50000








Penggalian lubang dan pengisian lubang
44/14 HOK
440000
140000







Biaya pupuk organic
Rp. 30000/ton
100000








Biaya pupuk anorganik
Rp. 400000
400000
400000
400000






Biaya tanaman termasuk transport
Rp. 600/tanaman
999600
99600







Penanaman & penanaman ulang
16 & 5 HOK
160000
50000







Penyiangan, pengerjaan tanah, penggunaan pupuk
10 HOK per pekerjaan
300000
200000
100000






Perlindungan tanaman

20000
20000
20000






Pemangkasan
20 HOK
200000
200000
200000






SUB TOTAL BIAYA

3089600
1109600
720000






Biaya tak terduga
5%
154480
55480
36000






TOTAL BIAYA

2935120
1054120
648000





3
PENDAPATAN

-2935120
-1054120
-309000
375000
750000
1125000
1500000
1875000
4
DISCOUNT FACTOR 12,75 %

0.886918
0.786623
0.69767
0.618776
0.548804
0.486744101
0.43170285
0.382884333
5
PRESENT VALUE

-2603211
-829196
-215580
232041.2
411603
547587.1134
647553.1275
717908.1236
6
NPV

4418346







7
PV+

8066332







8
PV-

-3647986







9
Net B/C

2.21







10
IRR

21.97%








            Berdassarkan table analisis financial di atas, diperoleh nilai NPV, Net B/C, dan IRR yang masing-masing sebesar Rp. 4.418.346, 2,21, dan 21,97 persen. Nilai NPV yang lebih besar dari nol yaitu sebesar 4.418.346 menunjukkan bahwa usahatani tanaman jarak pagar layak untuk diusahakan. Begitu pula dengan nilai Net B/C yang lebih besar dari 1 yaitu mencapai 2,21, dan IRR (21,97) yang lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang digunakan (12,75), menunjukkan bahwa usahatani tanaman jarak secara financial layak untuk diusahakan.
            Konsidi suatu usahatani tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang senantiasa dapat berubah. Perubahan-perubahan terjadi baik dari sisi penerimaan atau pengeluaran akan mempengaruhi tingkat kelayakan suatu usaha. Untuk menyikapi hal tersebut dapat dilakukan analisis sensitivitas yang ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kepekaan kondisi suatu usaha terhadap kemungkinan-kemungkinan perubahan yang akan terjadi.
            Untuk usahatani tanaman jarak dengan asumsi umur ekonomis 25 tahun dan produksi biji dimulai tahun ketiga dapay dilakukan analisis sensitivitas, misalnya terjadi kenaikan upah rata-rata menjadi Rp. 20.000/HOK dan produksi biji meningkat 20% dari produksi sebelumnya. Dengan kombinasi peruahan ini maka nilai NPV, Net B/C dan IRR berubah masing-masing menjadi 1.441.006, 1,19 dan 14,75. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usahatani tanaman jarak secara financial masih layak untuk diusahakan.
 Tabel 2. Hasil Analisis Sensitivitas Upah Naik Menjadi Rp. 20.000/ HOK  dan Produksi Biji Meningkat 20%
PERUBAHAN
NPV
Net B/C
IRR
Upah naik menjadi Rp. 20.000
(102366,3)
0,99
12,60%
Produksi biji naik 20%
5350618
2,49
24,61%
Upah naik menjadi Rp. 20.000 dan Produksi biji naik 20%
1441006
1,19
14,75%

Bila upah rata-rata naik menjadi Rp. 20.000 tanpa diikuti kenaikan produksi biji 20% makna nilai NPV, Net B/C dan IRR masing-masing berubah menjadi (102.366,3), 0,99 dan 12,60%. Pada kondisi ini usahatani tanaman jarak tidak layak untuk diusahakan karena memiliki nilai NPV yang negative, Net B/C yang kurang dari satu dan IRR yang lebih rendah dari suku bunga yang digunakan. Lain halnya bila terjadi kenaikan produksi biji 20% tanpa diikuti kenaikan upah rata-rata menjadi Rp. 20.000, nilai NPV, Net B/C dan IRR masing-masing berubah menjadi 5.350.618, 2,49 dan 24,61%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usahatani tanaman jarak layak untuk diusahakan.
KESIMPULAN
            Dari hasil pengamatan pada pembahasan table di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan mendukungnya wilayah Sulawesi Selatan untuk pertumbuhan tanaman jarak, maka dengan hasil analisis pada satu hektar lahan pertanaman jarak pagar yang ternyata sangat menguntungkan baik dalam mendukung atau meningkatkan kualitas lingkungan, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas  atau taraf hidup masyarakat.
SARAN
            Sebaiknya dalam pengembangan usahatani jarak pagar, digunakan dosis pupuk yang telah ada untuk pertumbuhan yang lebih baik. Selain itu, sebaiknya ditanam di tempat yang sesuai dengan kondisi tanaman. Perhatikan syarat tumbuhnya.