Jumat, 11 Mei 2012

Orientasi Itu Perlu (KPU)


ORIENTASI ITU PERLU
Sebagai negara demokrasi, tentunya Pemilihan Umum (Pemilu) sudah tidak asing lagi agi masyarakat Indonesia. Dimana pada dasarnya, negara demokrasi merupakan negara yang pemerintahnya dipilih langsung oleh rakyat. Artinya pemilihan ini dilakukan secara umum dan terang – terangan. Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat untuk menghasilkan pemerintah, baik itu pemerintah negara atau pemerintah daerah yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam pemilu, peserta yang berpartisipasi bukan hanya dari kalangan tertentu, teteapi semua masyarakat Indonesia yang cukup umur wajib menggunakan hak pilihnya di dalam pemilu.
Sebelum diadakan pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus memperkenalkan kandidat – kandidat yang ada kepada semua masyarakat. Banyak cara yang digunakan KPU untyuk hal tersebut. Contohnya, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dalam waktu dekat ini akan diadakan oleh KPU Kab. Maros untuk memilih Bupati baru untuk periode selanjutnya. Yang banyak terlihat, yakni baliho atau poster – poster para kandidat yang sudah membuah pada pohon – pohon di sekitar jalan poros di Kab. Maros. Tujuannya, agar masyarakat bisa mengenali wajah calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang akan dipilih.
Bukan hanya KPU yang sibuk memperkenalkan para kandidat kepada masyarakat. Bahkan, kandidat sendiri turun tangan untuk memperkenalkan diri dan berusaha menarik simpati masyarakat dengan cara mereka sendiri. Berbagai bentuk sosialisasi pun mereka gunakan. Karenaa meraa kurang dengan baliho yang dipasang KPU, tak jarang dari mereka membuat baliho sendiri. Kini buah pohon bertambah banyak karena ulah mereka. Wajah – wajah meyakinkan telah terpampang disana dan berusaha meyakinkan masyarakat bahwa “Inilah Pilihanku”.
Merasa belum cukup, para kandidat dan wakilnya beserta tim suksesnya menggunakan cara lain. Iklan baris dan iklan suara pun dipasang diberbagai media. Kerap kali kita mendengarkan radio lokal, suara kandidat dan wakilnya terdengar sangat meyakinkan. Maksud dan tujuan mereka sama, yakni memperkenalkan diri mereka. Tetapi, kali ini sedikit berbeda denga poster yang mereka pasang. Melalui udara, mereka menyebutkan visi dan misinya ketika mereka menjabat nanti. Berharap masyarakat bisa memilih mereka di dalam pemilu.
Tak bisa dipungkiri, usaha – usaha yang mereka lakukan hanya untuk menarik simpati masyarakat. Mobilitas para kandidat Kepala Daerah dan wakilnya makin memanas. Tiada hari yang dilalui tanpa menjual jamu. Tebar pesona pun menjadi hobi mereka setipa hari sebelum hari pencontrengan. Mereka seperti orang yang paling baik, menjual gigi kesana kemari. Tapi sebagai masyarakat, kita memaklumi bahwa itulah usaha mereka. Para kandidat dan wakilnya memiliki ide – ide cemerlang untuk kemakmuran daerah dan masyarakatnya ke depan.
Intensitas untuk mensosialisasikan diri ke masyarakat makin besar. Para kandidat dan wakilnya semakin menunjukkan kualitas dirinya dalam berpolitik. Bagi mereka, politik berjalan, suara pun banyak. Tak jarang dari mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan simpati masyarakat. Mereka dan tim suksesnya pun menghalalkan money polotics.
Patut direnungkan bersama bahwa untuk bertarung dalam prosesi politik pilkada yang meterialistik, tentunya membutuhkan dana yang lumayan besar untuk menggerakkan hati masyarakat. Meskipun demikian, ada juga politisi yang mengharamkan hal tersebut. Sebagian dari mereka hanya menggunakan kata – kata untuk mendapatkan suara. Seperti halnya yang terjadi pada kampanye.
Untuk memperkenalkan para kandidat Kepala Daerah dan wakilnya, KPU mengadakan kampanye akbar. Kampanye ini berbeda dengan kampanye yang dilakukan oleh para kandidat dan wakilnya bersama dengan tim suksesnya. Dalam kampanye ini semua kandidat dan wakilnya dipertemukan dalam satu lokasi. Dalam kampanye tidak bisa dihindari perang statement antar kandidat.
Bila sebelumnya, masyarakat mendengar para kandidat dan wakilnya saling sindir dengan kandidat yang lain. Kini tim suksesnya tidak bisa menahan diri. Saat kampanye antar kandidar berlangsung, banyak pengamat yang heran. Mereka menilai acara yang diagendakan oleh KPU merupakan ajang silatuhrahmi antar kandidat atau merupakan ajang untuk saling sindir.
Sebagai calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang baik mereka harus mengingatkan tim suksesnya untuk tidak bersifat reaksional dan emosional dalam melakukan kampanye. Hal ini dilakukannya, semata – mata untuk menyukseskan jalannya kampanye. Sehingga terkesan aman dan damai. Karena kampanye yang baik adalah kampanye yang tidak tergolong dalam black campaign.
Namun, bagi mereka kampanye bukanlah wadah yang terbaik untuk mendapatkan dukungan suara yang banyak. Para kandidat pun menggerakkan tim suksesnya. Dan yang pasti mereka pun turun tangan dalam hal ini. Para calon Kepala Daerah dan wakilnya mempunyai hobi baru yaitu rajin berkunjung ke berbagai daerah dan membagi buah tangan kepada masyarakat. Selain itu, mereka juga memanfaatkan moment ini untuk mendengarkan berbagai aspirasi dari masyarakat. Disinilah mereka sering menggumbar janji – janji palsu.
Jika berbicara tentang buah tangan, mungkin inilah yang sangat berpengaruh dan sangat berkesan bagi masyarakat. Bagaimana tidak? Buah tangan yang diberikan oleh para kandidat sangat bervariasi. Bukan hanya dari jenisnya, teteapi jika dilihat dari harganya, sungguh sangat menggiurkan. Buah tangan yang dibagikan mulai dari harga ribuan, puluhan ribu, ratusan bahkan jutaan pun ada. Sungguh dunia politik yang dimonopoli oleh material.
Tapi, pertanyaan timbul dari dalam hati. Apakan mereka ikhlas? Jawabannya sangat beragam (maybe yes, maybe no). sungguh sulit mendapatkan jawaban yang pasti. Padahal memberikan sesuatu kepada masyarakat dengan ikhlas merupakan hal yang sangat terpuji. Tapi, mengapa hal ini masih dipertanyakan? Apakah ada udang di balik batu? Entahlah.
Memang di dunia politik tidak ubahnya muncul pertanyaan – pertanyaan yang membingungkan. Tapi, itulah usaha mereka memperkenalkan dirinya kepada masyarakat.
Pilkada memang sangat demokratis karena langsung dipilih oleh rakyat. Namun patut dipertanyakan, apakah mereka masih tulus memilih? Jangan sampai pemilih yang tulus jumlahnya semankin minim. Dan sebaliknya, pemilih yang mengharapkan material jumlahnya justru lebih banyak.
Detik demi detik berlalu. Kini hari H percontrengan semakin dekat. Kian dekatnya hari H, membuat makin panasnya puka suasana politik. Pada saat menjelang hari itu, banyak kandidat Kepala Daerah dan wakilnya melakukan money politik. Fakta yang terlihat pada malam pencontrengan, banyak tim sukses yang memberikan something diference kepada masyarakat. Hal itulah yang biasa disebut money politik.
Semestinya hal itu sudah tidak lagi dilakukan oleh para kandidat Kepala Daerah dan wakilnya. Apalagi merekalah yang nantinya akan menjadi pimpinan daerah jika terpilih nanti. Harusnya mereka membenahi diri sebelum menjadi seorang pemimpin. Bukannya melakukan hal – hal yang bersifat negative seperti itu. Yakin saja calon yang melakukan hal tersebut, nantinya tidak akan memperdulikan daerahnya. Mereka hanya mementingkan diri sendiri dana berusaha mengembalikan dana yang dikeluarkan sebelum pencontrengan.
Tentunya sebagai masyarakat khususnya pelajar yang menginginkan seorang pemimpin yang best of the best dan peduli terhadap aspirasi dan inspirasi rakyat, kami tidak menginginkan pemimpin yang demikian. Bagi kami, opemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak pernah melakukan money politik dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Perilaku money politics para kandidat Kepala Daerah dan wakilnya akan mendatangkan dampak negative dalam kepemimpinannya. Hal ini menghambat pembangunan daerah dan kesejahteraan serta kemakmuran rakyatnya. Karena pemimpin sangat menentukan masa depan bangsa dan daerahnya.
Karenanya, untuk menghasilkan pemimpin yang best of the best, sebaiknya semua pihak harus mengedepankan etika untuk meraih simpati masyarakat sebagai calon pemilih. Intinya, jangan sampai ada politik uang dalam kegiatan kampanye. Pertarungan harus dimenangkan secara adil dengan menonjolkan program, agar masyarakan pemilih tertarik, dan bukan dengan iming – iming uang atau apapun. Para kandidat Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta tim suksesnya harus mempunyai amanah moral mengajak masyarakat mengguunakan hal politiknya menjadi pemilih yang cerdas untuk mengamati visi – misi atau ide –ide cemerlang dari semua pasangan kandidat yang ada.
Maka dari itu, kita harus cermat dalam memilih. Ketika salah memilih pemimpin, konsekuensinya daerah pun akan terhambat kemajuannya. Pemilih cerdas menjadi penyadaran terutama bagi pemilih pemula untuk menggunakan potensi akalnya secara sadar memutuskan suatu pilihan. Gerakan pemilih cerdas menjadi pengajaran agi rakyat agar merdeka dalam berfikir, merdeka memutuskan pilihan. Tanpa intimidasi, hasutan, tipuan, dan rayuan yang penuh birahi kekuasaan. Kita berharap para pemilih menggunakan hak pilihnyadengan memilih calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang berpihak kepada rakyat.
Untuk itu, mari satukantekad untuk merapatkan barisan menyukseskan pemilu yang aman dan nyaman dengan pelaksanaan yang jujur dan adil. Berkampanye secara sehat akan menentukan perkembangan demokrasi bangsa kita ke depan. Satu hal lagi yang harus diingat, mari kita pergunakan hal pilih kita untuk mementukan nasib kita ke depan. Caranya, pilih dan kenalilah calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang pedili terhadap aspirasi dan inspirasi rakyat
(Artikel ini dibuat untuk mengikuti lomba penulisan essay yang diselenggarkan oleh KPU Kab. Maros)

Laporan Bulk Density


I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Fisika Tanah berhubungan dengan kondisi dan pergerakan benda dan dengan aliran dan transportasi energi dalam tanah. Kajian fisika tanah bertujuan mencapai pengertian dasar tentang mekanisme pengatur kelakuan tanah dan peranan tanah pada biosfer, termasuk proses-proses yang saling berkaitan seperti pertukaran energi bumi dan siklus air dan transportasi bahan-bahan di lapangan. Pada sisi lain, penerapan fisika tanah bertujuan untuk pengelolaan yang tepat pada tanah dengan cara irigasi, drainase, konservasi tanah dan air, pengolahan tanah, aerasi, dan pengaturan suhu tanah serta kegunaan bahan tanah untuk tujuan ketehnikan. Fisika tanah dipandang sebagai ilmu dasar dan ilmu terapan dengan cakupan yang sangat luas. Sebagian besar berkaitan juga dengan cabang lain ilmu tanah dan juga saling berkaitan dengan ilmu ekologi bumi, hidrologi, mikriklimatologi, geologi, sedimentologi, botani dan agronomi.
Fisika tanah sangat erat kaitannya dengan profesi ketehnikan bidang mekanika tanah yang mempelajari tanah terutama sebagai bahan bangunan dan penyangga beban. Kemampuan untuk menyangga pertumbuhan tanaman, kapasitas drainase dan penyimpanan air, plastisitas, kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan retensi hara, semuanya berkaitan erat dengan kondisi fisik tanah. Tekstur tanah mungkin merupakan sifat tanah yang lebih permanen dan terpenting dan akan dibahas pertama kali. Tekstur dan Ukuran Butir Tanah, tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Istilah tekstur menyiratkan hal yang kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, tekstur menyatakan rasa dari bahan tanah, apakah kasar dan terasa berpasir atau halus dan lembut. Berhubungan dengan tekstur kita juga sangat perlu mempelajari tentang bulk density. Bulk density merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan tekstur dan keadaan tanah.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pengamatan atau percobaan mengenai bulk density.
1. 2 Tujuan dan Kegunaan 
Tujuan dilaksanakannya praktikum bulk density adalah untuk mengetahui tingkat bulk density yang merupakan petunjuk kepadatan tanah.
Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat bulk density pada tanah untuk disesuikan dengan keadaan atau pertumbuhan tanaman. 
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Bulk Density
Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori–pori tanah, umumya dinyatakan dalam gram/cm3. (Hardjowigeno, 2003).
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya. Nilai bulk density tanah mineral berkisar 1-0,7 gr/cm3, sedangkan tanah organik umumnya memiliki bulk density antara 0,1-0,9 gram/cm3 (Hardjowigeno, 2003).
Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padat pada tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya menggenang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar. (Hakim, 1986).
2. 2 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Bulk Density dan Pengaruhnya terhadap Produktivitas Tanaman
Bulk density dipengaruhi oleh faktor-faktor tekstur, struktur dan kandungan bahan organik. bulk density dengan cepatnya berubah karena pengolahan tanah dan praktek budidaya. Hubungannya dengan tektur adalah misalnya saja pada tanah yang bertekstur liat memiliki pori yang kecil karena tingkat kepadatannya tinggi sehingga berpengaruh terhadap  bulk densitynya, sama juga halnya dengan struktur tanah. Ketersediaan bahan organik juga berpengaruh, hal ini disebabkan karena semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam tanah maka semakin tinggi bulk densitynya (Pairunan, 1997).
Bulk density sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman karena berhubungan bahan organik di dalam tanah. Dimana semakin banyak bahan organik di dalam tanah maka semakin tinggi bulk densitynya dan semakin besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Selain itu, kita ketahui bahwa bulk density mempunyai hubungan timbal balik dengan porositas. Dimana semakin tinggi bulk density di dalam tanah maka semakin rendah porositas di dalam tanah maka semakin baik pula dijadikan media yang baik untuk melangsungkan kehidupan tanaman untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Semakin tinggi porositas tanaman maka semakin kecil kemungkinan tanaman untuk hidup lama karena akar tidak dapat menahan batang yang semakin besar hal ini disebabkan karena akar tidak bisa menancap dengan baik pada tanah karena prositas tanah sangat besar, dan begitu pula sebaliknya. Jadi, tanaman akan tumbuh dengan baik pada keadaan tanah yang memiliki porositas yang sedang atau tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum bulk density ini dilaksanakan di laboratorium kimia tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari  Rabu, 3 November 2010 pukul 13.00 WITA sampai selesai.
3. 2 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ring sampel, oven, desikator dan timbangan.
            Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sampel tanah inseptisols dan tissue.
3. 3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada pengerutan tanah dilakukan sebagai berikut :
1.      Mengambil Contoh tanah dari pengamatan profil yaitu contoh tanah utuh yang diambil dengan ring sampel, memasukkan ke dalam oven selama 2 hari sebelum praktikum.
2.      Setelah diovenkan, contoh tanah tadi dimasukkan dalam desikator untuk keluarkan tanahnya kemudian timbang ring sampelnya.
3.      Menghitung bulk densitynya dengan persamaan:
                              Berat tanah kering oven
      Bulk Density =                                                       gr/cm3
                                           Volume tanah
Keterangan :

Volume tanah =    r2t
T                     = Tinggi ring sampel (cm)
r                      = Jari- jari (cm)
                       = 3,14


IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 8; Bulk Density Tanah Inseptisols
 Jenis Tanah       Bulk Density (g/cm3)
Inseptisols              1,56               

4. 2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa bulk density pada tanah inseptisols adalah 1,56 gram/ cm3, nilai ini menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai kandungan liat yang tinggi. Tanah ini dapat digolongkan sebagai tanah mineral. Hal ini disebabkan karena tanah inseptisols merupakan tanah muda  yang hanya memiliki 2–3 horison dimana tanah yang demikian termasuk tanah mineral. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowogeno (2003) yang menyatakan bahwa nilai bulk density tanah mineral berkisar 1 - 0,7 gr/cm3, sedangkan tanah organik umumnya memiliki bulk density antara 0,1-0,9 gram/cm3. Sehingga tanah inseptisols dapat digolongkan sebagai tanah mineral. Selain itu menurut Hakim (1986) menyatakan bahwa tanah mineral seperti tanah inseptisols banyak ditemukan pada daerah yang beriklim tropika basah dengan nilai bulk density >0,8 gr/cm3.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan bulk density pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa tanah inseptisols memiliki bulk density sebesar 1,7 gram/cm3, sehingga tanah jenis ini dapat disimpulkan sebagai tanah mineral. Bulk Density dipengaruhi oleh faktor–faktor tekstur, struktur dan kandungan bahan organik.
5. 2. Saran
Setelah melakukan pengamatan tentang bulk density pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah inseptisols merupakan tanah mineral dan sangat bagus untuk media pertanaman, apabila diolah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa,    
            Jakarta.
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B, Asmadi                                        
            1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian Timur. Makassar.
LAMPIRAN
Berat tanah kering oven          : 334,5 g
Tinggi ring sampel                   : 5 cm
Jari – jari                                  : 3,7 cm
Bulk Density                           = 
Volume tanah                         = t
                                               = 3,14 x 3,72 x 5
                                               = 214,9
Nilai Bulk Density                 = 
                                   = 1,56 g/cm3


Laporan Dispersi Tanah


I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Dispersi merupakan pemisahan agregat tanah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan menjadi masalah utama pada tanah akibat kadar garam yang tinggi. Agregat tanah menjadi pecah, mineral berukuran kecil dan partikel organik. Kebalikan dari dispersi adalah flokulasi atau penyatuan partikel-partikel tanah menjadi agregat tanah.
Dispersi dan flokulasi terjadi karena adanya muatan negatif pada partikel-partikel serta jenis dan jumlah kation yang terlibat. Pada partikel-partikel tanah bekerja dengan kekuatan. Kekuatan pertama menyebabkan partikel-partikel tanah saling menolak, sedang kekuatan kedua dinamakan gaya Van Der Walls cenderung menyebabkan partikel-partikel tanah tertarik satu sama lain, baik yang bermuatan maupun yang netral, berukuran besar dan kecil. Jika kekuatan tolak - menolak dominan, partikel-partikel akan terpisah satu sama lain (terdispersi) dan sebaliknya jika kekuatan tarik – menarik melebihi kekuatan tolak - menolak, partikel-partikel akan bersatu satu sama lain atau dikatakan mengalami flokulasi.
Lapisan-lapisan di dalam tanah yang mempunyai sifat yang berbeda - beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir berselang dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang ditempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, dibagian tengah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna kehitam - hitaman, lapisan terbentuk karena dipengaruhi oleh pengendapan yang berulang - ulang oleh genangan air dan karena proses pembentukan tanah.
Maka berdasarkan uraian singkat di atas, perlu dilakukan praktikum tentang dispersi tanah sebagai pembuktian tentang teori–teori yang telah diperoleh dari beberapa literatur. Selain itu, praktikum ini juga dijadikan sebagai pembekalan ilmu guna penuntun dalam pengamplikasiannya kepada masyarakat.
1.      2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan diadakan praktikum dispersi tanah yaitu untuk mengetahui pemisahan agregat tanah dari partikel–partikel yang lebih kecil ke partikel yang lebih besar (slaking) atau sebaliknya (dispersi) serta mengetahui apakah terjadi proses swelling atau flokulasi .
Kegunaan dari praktikum dispersi tanah yaitu  sebagai bahan informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa tentang dispersi tanah pada jenis-jenis larutan yang digunakan dalam praktikum dispersi tanah dan dapat mengetahui pemisahan-pemisahan agregat  dalam praktikum dispersi tanah.  
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.      1 Dispersi Tanah
Dispersi Tanah merupakan aspek penting dalam proses koagulasi untuk pemisahan partikel-partikel yang terdapat dalam tanah, dan dipengaruhi oleh media pendispersi terutama air, kekuatan ion dan pH.  Muatan permukaan partikel-partikel ion di dalam tanah penyebab kekeruhan di dalam air adalah sejenis. Oleh karena itu, jika kekuatan ionik di dalam air rendah, maka ion akan tetap stabil (Hanafiah, 2005).
Stabilitas merupakan daya tolak - menolak antara  partikel-partikel yang mempunyai muatan permukaan sejenis negatif, antara gaya tolak - menolak dan gaya tarik molekul-molekul di dalam tanah. Dengan adanya energi interaksi kedua gaya tersebut yang disebabkan oleh gerakan Brownian, dihasilkan suatu energi kinetik. Jika kekuatan ionik di dalam air cukup tinggi, maka gaya tolak - menolak memberi keuntungan kepada situasi dimana tumbukan yang terjadi menghasilkan partikel–partikel yang sejenis. Ada beberapa daya yang menyebabkan stabilitas partikel, antara lain  gaya elektrostatik yaitu gaya tolak - menolak yang terjadi jika partikel-partikel mempunyai muatan yang sejenis negatif atau positif. Bergabung dengan molekul air reaksi hidrasi, stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar yang diadsorpsi pada permukaan, mekanisme di atas seringkali terjadi pada saat yang sama. Dalam suspensi yang keruh seringkali hanya ada partikel bermuatan negatif yang disebabkan oleh penggantian kation maupun adsorpsi zat anionik (Hardjowigeno, 2003).
             Untuk stabilisasi  mekanisme di dalam tanah  terdapat beberapa perbedaan lapisan–lapisan tanah dengan partikel-partikel yang berbeda, mengurangi potensial permukaan yang disebabkan oleh adsorpsi molekul yang spesifik, adsorpsi molekul organik di atas permukaan partikel bisa membentuk ion-ion dalam tanah  diantara partikel, penggabungan partikel-partikel  di dalam tanah sehingga terjadi presipitasi  (pengendapan) yang terbentuk dari  flokulasi (Foth, 1994).
Stabilisasi yang terjadi tergantung dari mekanime destabilisasi yang  hanya ada satu mekanisme yang menyebabkan agregasi atau kombinasi dari mekanisme yang lain. Untuk aplikasi instalasi pengolahan air ada kombinasi dari beberapa mekanisme destabilisasi yang disebabkan adanya lapisan-lapisan  ganda yang terdapat di dalam tanah. Mekanisme koagulasi dan flokulasi terjadi karena destabilisasi muatan negatif partikel oleh muatan positif dari koagulan, tumbukan antar partikel dan adsorpsi yang terjadi di dalam tanah (Hakim, 1986).
Tumbukan-tumbukan antara partikel terdestabilisasi yang bertujuan membentuk flokulasi dengan ukuran yang relatif besar, adsorpsi merupakan mekanisme flokulasi diantaranya dilakukan oleh CaCl2.  Jika kekuatan ionik di dalam air cukup besar, maka keberadaan partikel-partikel di dalam tanah sudah dalam bentuk terdestabilisasi.  Dispersi tanah terjadi akibat beberapa faktor  yang mempengaruhi antara lain stuktur tanah, tekstur, topografi, curah hujan dan  kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah . Destabilisasi disini disebabkan oleh ion monovalen  dan divalen  yang berada di dalam air. Kejadian ini dinamakan “Koagulasi elektrostatik”, sedangkan koagulasi kimiawi adalah suatu proses dimana zat kimia seperti garam Fe dan Al, ditambahkan ke dalam air untuk merubah bentuk (transformasi) zat-zat kotoran. Zat-zat tersebut akan bereaksi dengan hidrolisasi garam-garam Fe atau Al menjadi flok dengan ukuran besar yang dapat dihilangkan secara mudah melalui sedimentasi dan filtrasi yang terjadi di dalam tanah (Hardjowigeno, 2003).
Destabilisasi yang terjadi tergantung dari mekanime destabilisasi yang mana atau bisa saja hanya ada satu mekanisme yang menyebabkan agregasi atau kombinasi dari mekanisme yang lain. Secara garis besar (berdasarkan uraian di atas), mekanisme koagulasi dan flokulasi adalah destabilisasi muatan negatif partikel oleh muatan positif dari koagulan, tumbukan antar partikel dan  adsorpsi (Hakim, 1986).
2.  2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dispersi Tanah
Faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya pendispersian di dalam tanah inseptisols yaitu struktur tanah, apabila struktur tanah berpasir,  maka tanah lebih mudah mengalami pendispersian. Curah hujan, apabila curah hujan di suatu  daerah tinggi maka tanah akan lebih mudah mengalami pendispersian dibandingkan daerah yang tingkat curah hujannya rendah. Tekstur tanah juga mempengaruhi proses pendispersian apabila tanah bertektur pasir maka tanah akan lebih mudah mengalami pendispersian. Kemudian kandungan bahan organik, semakin banyak bahan organik di dalam tanah maka semakin mudah pula tanah mengalami pendispersian.
2.      3 Pengaruh Dispersi Tanah terhadap Erosi
Erosi merupakan proses berpindahnya partikel–partikel tanah dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui agen pengangkut air. Proses terjadinya erosi yaitu adanya konsentrasi aliran permukaan (run off) yang semakin besar. Proses ini terjadi karena adanya pengaruh dispersi. Dimana pada dasarnya, erosi terjadi karena penghancuran agregat–agregat tanah (dispersi) dan pengangkutan tanah. Kemantapan agregat tanah adalah faktor utama yang berhubungan erat dengan ketahanan tanah terhadap erosi. Agregat–agregat tanah yang tidak stabil terpecah oleh benturan butiran hujan (terjadi proses dispersi) atau air yang mengalir (adanya aliran permukaan) (Pairunan, 1997).
III. METODOLOGI
3.      1 Tempat dan Waktu
Praktikum Dispersi Tanah di laksanakan di laboratorium kimia tanah, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Selasa, 19 Oktober 2010 pukul 11.00 WITA – selesai.
3.  2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum dispersi tanah adalah  cawan Petridish, gelas ukur,  labu ukur dan pipet tetes.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum dispersi tanah  adalah larutan CaCl3, air demineralised dan tanah inseptisols.
3.  3  Prosedur Kerja
Adapun  prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum Dispersi Tanah antara lain :
1.      Vial 1: Menuangkan sekitar 20 ml air demineralised. Kedalamnya secara hati-hati menjatuhkan 3 butir agregat kering udara dengan diameter 3 sampai 5 mm, dan membiarkannya selama 2 jam, lalu mengamati apakah mengalami slaking, dispersi atau swalling.
2.      Vial 2: Menambah 20 mL, larutan CaCl2 berkonsentrasi 10 mmol/L. Melakukan hal-hal yang sama pada vial 1 , tetapi menggunakan CaCl dari pada air.
3.      Vial 3: Pada sekitar 10 mg tanah  di dalam container di tamabahkan air demineralised, cukup untuk mendapatkan kandungan air sekitar kapasitas lapang .
4.      Vial 4: Menyiapkan suspense tanah dengan perbandingan tanah dengan air 1 : 5, dengan jalan menambahkan 5 g agregat tanah kedalam 25 ml air di dalam vial tertutup, lalu mengocok suspensi tanah selama  sekitar 10 menit, kemudian memindahkan suspense ke dalam beaker. Membiarkan suspensi mengendap selama 5 menit. Mengamati apakah tanah terdispersi atau terflokulasi (tim dosen dan asisten, 2010).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
Tabel 5; Pengamatan Dispersi Tanah Inseptisols
Tanah  Inseptisols                  Vial 1            Vial 2           Vial 3              Vial 4
Lapisan I                              Dispersi         Dispersi        Dispersi          Dispersi
Lapisan II                            Swelling        Swelling        Swelling         Slaking
Lapisan III                           Slaking          Slaking         Slaking            Dispersi

4. 2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada lapisan pertama tanah inseptisols yaitu mengalami pendispersian, hal ini disebabkan  pada  tanah inseptisols  umumnya dipengaruhi oleh tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga tanah inseptisols lebih mudah mengalami proses pendispersian. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2005), yang menyatakan bahwa tanah yang mudah mengalami pendispersian dipengaruhi oleh tingkat curah hujan yang tinggi, yang mengakibatkan terjadinya erosi di suatu daerah. Selain itu proses ini mengakibatkan pencucian secara terus - menerus sehingga agregat-agregat dalam tanah lebih mudah terpisah.
            Pada lapisan kedua tanah inseptisols sebagian besar mengalami swelling, hal ini disebabkan oleh kandungan liat yang kuat yang terdapat di dalam tanah. Jika di dalam tanah mengandung kandungan liat yang tinggi maka tanah tidak akan mengalami pendispersian, melainkan mengalami pengembangan karena tanah yang demikian lebih kuat dalam mengikat partikel–partikel air. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003)  yang menyatakan bahwa tanah yang mempunyai kandungan liat yang kuat akan memeperlambat proses pemisahan agregat tanah, yang mengakibatkan tanah akan mengalami kekurangan bahan organik yang membuat tanah akan kurang subur.
            Pada lapisan ketiga tanah inseptisols, sebenarnya sudah mengalami pendispersian, namun hanya sebagian kecil yang terdispersi sempurna. Pendispersian yang terjadi lebih dominan tidak secara sempurna atau dengan kata lain hanya terjadi dispersi parsial (slaking). Hal ini disebabkan  tekstur  tanah pada  lapisan ini lebih didominasi oleh tekstur liat dibandingkan yang bertekstur pasir. Tanah yang bertekstur liat sangat sulit untuk mengalami pendispersian karena kekuatan untuk mengikat air besar sedangkan butir–butir tanahnya sendiri sangat kecil. Jika dibandingkan dengan tanah yang bertekstur pasir, butir- butirnya berukuran lebih besar sehingga lebih mudah untuk terdispersi. Hal ini sesuai dengan pendapat  Foth (1994) yang menyatakan bahwa tanah yang bertekstur pasir akan lebih mudah mengalami pemisahan dibandingkan tanah yang bertekstur liat karena tanah bertekstur pasir terasa kasar sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan .
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa tanah inseptisols pada lapisan pertama mengalami pendispersian sempurna karena dipengaruhi oleh tekstur tanah yang berpasir. Pada lapisan kedua tidak mengalami pendispersian melainkan didominasi oleh swelling karena jika dilihat dari segi teksturnya, tanah ini memang mempunyai tekstru yang liat. Sedangkan pada lapisan ketiga tanah inseptisols ini semuanya sudah mengalami pendispersian, namun hanya sebagian kecil yang  terdispersi sempurna, dengan kata lain dispersi yang terjadi pada lapisan ketiga merupakan dispersi parsial (slaking) karena tekstur tanah pada lapisan didomonasi oleh tekstur liat dibandingkan tekstur berpasirnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dispersi tanah yaitu tekstur tanah, struktur tanah, curah hujan, topografi dan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah.
5. 2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa tanah yang dipakai pada percobaan ini merupakan tanah yang cukup subur, maka sebaiknya ditanami dengan tanaman yang berproduksi tinggi .
DAFTAR PUSTAKA
                                   
A.K Pairunan. 1998. Dasar–Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur (PKS – PTN – INTIM).
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hakim, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah, Dr. Ir. Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo   Persada, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo, Jakarta.
Tim dosen dan asisten. 2010. Penuntun Praktikum Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.