I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Kepadatan tanah, yang biasa dinyatakan dengan bobot volume
dan porositas sangat mempengaruhi pertumbuhan dan laju penetrasi akar tanaman
ke dalam tanah. Selama ini kepadatan tanah ditetapkan dengan menggunakan contoh
tanah utuh dari kedalaman tertentu, sehingga dapat mengganggu lingkungan
tanaman terutama untuk tanaman semusim. Metode penetapan kepadatan tanah secara
konvensional membutuhkan waktu sekitar 48 jam untuk mendapatkan sekitar 20 set
data. Penelitian ini bertujuan
mendapatkan metode penetapan nilai kepadatan tanah yang cepat dan tidak
mengganggu lingkungan tanaman. Hasil penelitian masih dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti kadar air tanah, tekstur dan bahan organik, sehingga keakuratan
hasil pendugaan sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah yang diukur.
Fisika Tanah berhubungan
dengan kondisi dan pergerakan benda dan dengan aliran dan transportasi energi
dalam tanah. Kajian fisika tanah bertujuan mencapai pengertian dasar
tentang mekanisme pengatur kelakuan tanah dan peranan tanah pada biosfer,
termasuk proses-proses yang saling berkaitan seperti pertukaran energi bumi dan
siklus air dan transportasi bahan-bahan di lapangan. Pada sisi lain, penerapan
fisika tanah bertujuan untuk pengelolaan yang tepat pada tanah dengan cara
irigasi, drainase, konservasi tanah dan air, pengolahan tanah, aerasi, dan
pengaturan suhu
tanah serta
kegunaan bahan tanah untuk tujuan ketehnikan. Pembahasan mengenai fisika tanah ternyata
sangat berhubungan dengan partikel density
yang mengutarakan tentang berat tanah.
Berdasarkan uraian diatas
kita, maka perlu dilakukan percobaan atau praktikum mengenai partikel density.
1. 2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum partikel density
adalah untuk mengetahui tingkat partikel density yang mengutarakan tentang
berat tanah.
Kegunaan
praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa
untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat partikel density pada tanah untuk disesuikan dengan keadaan
atau pertumbuhan tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pertikel Density
Salah satu cara
untuk mengutarakan berat tanah disebut dengan partikel density. Didefinisikan
sebagai berat volume kepadatan tanah. Jelasnya yang dimaksud dengan tanah
disini adalah volum tanah saja, jadi tidak termasuk volume ruang yang terdapat
di antara partikel–partikel (ruang pori) (Hardjowigeno, 2003).
Partikel density dinyatakan dalam berat (gram tanah persatuan volume cm3)
tanah. Jadi bila 1 cm3 padatan tanah beratnya 2,6 gram, maka Partikel
density tanah tersebut adalah 2,6 gr/cm3 (Pairunan, 1985).
Pada umumnya kisaran partikel density tanah–tanah
mineral kecil adalah 2,6-2,93 gr/cm3. Hal ini disebabkan mineral
kwarsa, feldspart dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah sekitar
angka tersebut. Jika dalam tanah terdapat mineral–mineral berat seperti
magnetik, garmet, sirkom, tourmaline dan hornblende, partikel density dapat
melebihi 2,75 gr/cm3. Besar ukuran dan cara teraturnya partikel
tanah tidak dapat berpengaruh dengan partikel density. Ini salah satu penyebab
tanah lapisan atas mempunyai nilai partikel density yang lebih rendah
dibandingkan dengan lapisan bawahnya.karena banyak mengandung bahan organik (Hakim, 1986).
2. 2. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi
Partikel Density dan Pengaruhnya terhadap Produktivitas Tanaman
Faktor-faktor
yang mempengaruhi partikel density adalah bulk density dan bahan organik.
Semakin tinggi bulk density tanah dan bahan organik tanah maka partikel density
dalam tanah tersebut akan semakin tinggi pula. Begitu pula sebaliknya (Hardjowigeno,
2003).
Jika berbica tentang pengaruh partikel density terhadap produktivitas tanaman merupakan hal
yang sangat penting. Kita ketahui bahwa partikel density berjalan searah dengan
bulk density. Maka semakin tinggi bulk density di dalam tanah maka semakin
tinggi pula partikel densitynya, maka semakin penting pula peranannya terhadap
produktivitas tanaman.
Semakin tinggi porositas tanaman maka semakin kecil kemungkinan tanaman
untuk hidup lama karena akar tidak dapat menahan batang yang semakin besar hal
ini disebabkan karena akar tidak bisa menancap dengan baik pada tanah karena
prositas tanah sangat besar, dan begitu pula sebaliknya. Jadi, tanaman akan
tumbuh dengan baik pada keadaan tanah yang memiliki porositas yang sedang atau
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
III. METODOLOGI
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum
partikel density ini dilaksanakan di laboratorium kimia tanah, Jurusan Ilmu
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Rabu, 3 November 2010 pukul 13.00 WITA sampai
selesai.
3. 2 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
gelas ukur dan pengaduk serta alat – alat yang digunakan pada percobaan bulk density.
Bahan
yang digunakan dalam praktikum adalah sample, tissue, akuades, air pembilas
serta tanah inseptisols yang digunakan pada pengamatan bulk density.
3. 3 Prosedur kerja
Prosedur kerja
pada pengerutan tanah dilakukan sebagai berikut :
ü
Memasukkan tanah hasil
analisa bulk density sebanyak 40 gram jedalam gelas uklur 100 ml yang telah
diberi air sebanyak 50 ml dan aduk dengan baik untuk melepaskan udaranya.
ü
Membilas gelas pengaduk
pada dinding silinder dengan jumlah air (kurang dari 10 ml).
ü
Membiarkan campuran selama
5 menit untuk melepaskan udaranya dan catat volume air dalam gelas ukur, ingat
pad atanah terdapat udara dan air.
ü
Menghitung Partikel
Densitynya:
PD = Berat tanah kering oven gram/cm3
Volume partikel padat
Volume
partikel padat = (v.air dan
tanah)- (v.gelas ukur + v.air pembilas)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
Berdasarkan
pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 9; Partikel Density Tanah Inseptisols
Jenis Tanah
Bulk Density (g/cm3)
|
Inseptisols 2,5
|
4. 2. Pembahasan
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh bahwa partikel density pada tanah inseptisols adalah
2,5 gram/ cm3 disebabkan karena memiliki banyak mineral–mineral
kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim (1986) yang menyatakan bahwa Pada
umumnya kisaran partikel density tanah–tanah mineral kecil adalah 2,6-2,93
gr/cm3. Hal ini
disebabkan mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida yang merupakan
komponen tanah sekitar angka tersebut. Pernyataan ini didukung juga oleh
Pairunan, dkk (1997) yang menyatakan bahwa tanah inseptisols banyak mengandung
mineral–mineral kecil yang dapat mempengaruhi nilai partikel density pada tanah
tersebut.
Semakin tinggi porositas tanaman maka semakin kecil kemungkinan tanaman
untuk hidup lama karena akar tidak dapat menahan batang yang semakin besar hal
ini disebabkan karena akar tidak bisa menancap dengan baik pada tanah karena porositas
tanah sangat
besar, dan begitu pula sebaliknya. Jadi, tanaman akan tumbuh dengan baik pada
keadaan tanah yang memiliki porositas yang sedang atau tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan partikel density pada tanah inseptisols dapat disimpulkan
bahwa tanah inseptisols memiliki partikel density sebesar 2,5 gram/cm3,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah jenis ini memiliki banyak mineral kecil
seperti mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida. Faktor–faktor yang
mempengaruhi partikel density adalah bulk density dan bahan organik.
5. 2 Saran
Setelah melakukan
pengamatan tentang partikel density pada tanah inseptisols kita dapat
mengetahui bahwa tanah inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak
mineral–mineral kecil yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa,
Jakarta.
Pairunan A K. Nonere, Samosir
S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B, Asmadi H.,
1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia
bagian Timur. Makassar.
LAMPIRAN
Berat tanah kering oven = 40
g
Volume dalam gelas ukur = 50 cm3
Volume air dan tanah = 76
cm3
Volume air pembilas = 10
cm3
Partikel Density =
Volume partikel padat = (76)
– (50 +10)
= 16 cm3
Nilai Partikel Density =
= 2,5 g/cm3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar