I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Tanah sebagai
salah satu komponen utama yang memegang peran penting dalam budidaya tanaman
sering kali diabaikan perannya. Bukan lagi rahasia selama ini kita tidak peduli
apakah tanah kita masih subur atau tidak. Padahal sekian lama pulalah kita
memberikan "zat–zat merugikan" pada tanah kita. Bagaimana tidak?.
Sudah berapa ton pupuk kimia terus – menerus selama sekian puluh tahun dan
sekian puluh musim?.
Tanah sebagai sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Dalam ilmu ekonomi
tentunya kita ingat dengan "The Law of Diminishing Return" yang
dikenalkan oleh David Richardo. Hukum tersebut mengungkapkan secara umum
tentang bagaimana suatu barang yang bila digunakan terus - menerus maka pada
suatu masa akan mencapai titik klimaks dan setelah itu akan mengalami penurunan
produktivitas walaupun faktor lain yang mempengaruhi kita tambah terus. Ini
juga yang di alami oleh tanah kita. Memang pada awalnya suatu tanah yang subur
dengan sedikit penambahan pupuk produksinya akan meningkat. Semakin lama kita
tambahkan pupuk maka semakin meningkat pula tambahan produksinya. Namun jangan
salah, keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu saat tanah akan
mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi tersebut
penambahan unsur-unsur peningkat produktivitas tanah akan mengalami penurunan.
Penurunan ini juga bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun
akibat penggunaan pupuk yang berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur,
kaya akan bahan organik, serta seimbang dalam kandungan unsur utama baik makro
maupun mikronya berubah menjadi rusak baik secara struktur, tektur maupun kimianya.
Berdasarkan uraian di atas
maka perlu dilakukan percobaan mengenai porositas.
1. 2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas
ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau pori dalam tanah yang nantinya
berpengaruh terhadap bulk density dan partikel density.
Kegunaan
praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khusunya mahasiswa untuk
mengetahui tinggi atau rendahnya porositas tanah sebagai bahan acuan atau penyeleksian
tanaman yanag sesuai dengan tanah tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Porositas Tanah
Porositas adalah
total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan
udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik
makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering poro makro dan
sebagian pori
meso terisi oleh udara. (Foth, 1982).
Tanah dengan struktur lemah atau
kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk
sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama
akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar
porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik
atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah akan
menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika
diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).
2. 2 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi
Porositas Tanah dan Pengaruhnya terhadap Produktivitas Tanaman
Adapun hal–hal
yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim,
suhu, kelembaban, sifat mengembang dan
mengerut sangat mempengaruhi porositas.
Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada
tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut
akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak
terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya
akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering
tanah akan mengerut dan pori
tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya
akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah
juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir,
dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka
porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah
erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat
tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin
kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki
porositas yang besar. Lalu apa keuntungan kita mengetahui porositas suatu
tanah? Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam
menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan
porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam
tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam
keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam
tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di
sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan
penyakit tanaman. Selain itu, tanaman
akan mudah rusak
bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam
kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum
pengamatan porositas ini dilaksanakan di laboratorium kimia tanah, Jurusan Ilmu
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Selasa, 2 November 2010 pukul 11.00 WITA
sampai selesai.
3. 2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
gelas ukur dan pengaduk serta alat –alat yang digunakan pada percobaan bulk density.
Bahan
yang digunakan dalam praktikum adalah sample, tissue, akuades, air pembilas
serta tanah inseptisols yang digunakan pada pengamatan bulk density.
3. 3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada pengamatan porositas tanah ini
adalah tanah dilakukan sebagai berikut :
ü Menghitung nilai bulk
density dan partikel density
ü
Menghitung porositasnya
dengan persamaan berikut:
Porositas =
1- BD x 100%
PD
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
Berdasarkan
pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 10; Porositas Tanah Inseptisols
Jenis Tanah Porositas
(%)
|
Inseptisols 37,6
|
4. 2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan
mengenai tanah inseptisols diperoleh hasil bahwa besar porositasnya adalah 37,6
%, ini menunjukkan pada tanah ini mempunyai porositas yang rendah. Hal ini
disebabkan karena pada tanah inseptisols memiliki banyak mineral – mineral
kecil. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya. Secara tidak langsung bulk density tersebut
sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat
mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan
mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan
bahwa tanah inseptisols banyak mengandung mineral–mineral kecil seperti mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida
yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut.
Adapun hal–hal yang mempengaruhi
porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas, misalnya saja
wilayah yang beriklim hukan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut
akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami
pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga
akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada
porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan
pori tanah akan
semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan
berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu struktur tanah juga
akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat, pasir, dan
debu yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah dirusak maka
porositas tanah tersebut akan berubah. (Pairunan, 1997).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan porositas
tanah pada tanah inseptisols dapat
disimpulkan bahwa tanah inseptisols memiliki porositas sebesar 37,6 % yang disebabkan
karena keberadaan mineral–mineral kecil pada tanah tersebut. Adapun hal–hal
yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
5. 2 Saran
Setelah melakukan pengamatan
porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah inseptisols
merupakan tanah yang memiliki banyak mineral–mineral kecil yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui
persentasinya pada musim–musim tertentu akan banyak diisi oleh air dan udara
yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari hal tersebut kita
akan lebih mudah dalam pengolahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D dan N.C. Brady,
1982. Ilmu Tanah. Barata Aksara. Jakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi
Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa,
Jakarta.
Pairunan A K. Nonere, Samosir
S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B, Asmadi H.,
1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia
bagian Timur. Makassar
LAMPIRAN
Diketahui: Bulk Density = 1,56 gram/ cm3
Partikel
Density = 2,5 gram/ cm3
Penyelesaian:
Porositas = 1-
BD x 100%
PD
= 1- 1, 56 x 100%
2,5
= 1- 0, 624 x 100%
= 37, 6%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar