Jumat, 11 Mei 2012

Laporan Porositas


I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Tanah sebagai salah satu komponen utama yang memegang peran penting dalam budidaya tanaman sering kali diabaikan perannya. Bukan lagi rahasia selama ini kita tidak peduli apakah tanah kita masih subur atau tidak. Padahal sekian lama pulalah kita memberikan "zat–zat merugikan" pada tanah kita. Bagaimana tidak?. Sudah berapa ton pupuk kimia terus – menerus selama sekian puluh tahun dan sekian puluh musim?.
Tanah sebagai sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Dalam ilmu ekonomi tentunya kita ingat dengan "The Law of Diminishing Return" yang dikenalkan oleh David Richardo. Hukum tersebut mengungkapkan secara umum tentang bagaimana suatu barang yang bila digunakan terus - menerus maka pada suatu masa akan mencapai titik klimaks dan setelah itu akan mengalami penurunan produktivitas walaupun faktor lain yang mempengaruhi kita tambah terus. Ini juga yang di alami oleh tanah kita. Memang pada awalnya suatu tanah yang subur dengan sedikit penambahan pupuk produksinya akan meningkat. Semakin lama kita tambahkan pupuk maka semakin meningkat pula tambahan produksinya. Namun jangan salah, keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu saat tanah akan mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi tersebut penambahan unsur-unsur peningkat produktivitas tanah akan mengalami penurunan. Penurunan ini juga bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur, kaya akan bahan organik, serta seimbang dalam kandungan unsur utama baik makro maupun mikronya berubah menjadi rusak baik secara struktur, tektur maupun kimianya.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan mengenai porositas.
1. 2 Tujuan dan Kegunaan 
Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau pori dalam tanah yang nantinya berpengaruh terhadap bulk density dan partikel density.
            Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khusunya mahasiswa untuk mengetahui tinggi atau rendahnya porositas tanah sebagai bahan acuan atau penyeleksian tanaman yanag sesuai dengan tanah tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Porositas Tanah
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering poro makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara. (Foth, 1982).
            Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).
2. 2 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah dan Pengaruhnya terhadap Produktivitas Tanaman
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu,  kelembaban, sifat mengembang dan mengerut  sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Lalu apa keuntungan kita mengetahui porositas suatu tanah? Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman
akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986). 
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengamatan porositas ini dilaksanakan di laboratorium kimia tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari  Selasa, 2 November 2010 pukul 11.00 WITA sampai selesai.
3. 2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur dan pengaduk serta alat –alat yang digunakan pada percobaan bulk density.
            Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sample, tissue, akuades, air pembilas serta tanah inseptisols yang digunakan pada pengamatan bulk density.
 3. 3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada pengamatan porositas tanah ini adalah tanah dilakukan sebagai berikut :
ü  Menghitung nilai bulk density dan partikel density
ü  Menghitung porositasnya dengan persamaan berikut:
             Porositas                               =    1-   BD  x 100%
                                                                       PD

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 10; Porositas Tanah Inseptisols
 Jenis Tanah       Porositas (%)
Inseptisols              37,6               

4. 2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan mengenai tanah inseptisols diperoleh hasil bahwa besar porositasnya adalah 37,6 %, ini menunjukkan pada tanah ini mempunyai porositas yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada tanah inseptisols memiliki banyak mineral – mineral kecil. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya.  Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa tanah inseptisols banyak mengandung mineral–mineral kecil seperti  mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut.
            Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu,  kelembaban, sifat mengembang dan mengerut  sangat mempengaruhi porositas, misalnya saja wilayah yang beriklim hukan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat, pasir, dan debu yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah. (Pairunan, 1997).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah  pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa tanah inseptisols memiliki porositas sebesar 37,6 % yang disebabkan karena keberadaan mineral–mineral kecil pada tanah tersebut. Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
5. 2 Saran
Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak mineral–mineral kecil yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya pada musim–musim tertentu akan banyak diisi oleh air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari hal tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D dan N.C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Barata Aksara. Jakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa,   
            Jakarta.
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B, Asmadi H.,                                           
            1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian Timur. Makassar
LAMPIRAN
Diketahui: Bulk Density       = 1,56 gram/ cm3
Partikel Density  = 2,5 gram/ cm3
Penyelesaian:
Porositas             =      1-   BD  x 100%
                                             PD
                                                                
                           =      1- 1, 56   x 100%
                                        2,5

                           =      1- 0, 624     x 100%
              
                           =      37, 6%


Tidak ada komentar: