PENDAHULUAN
Perubahan sifat karena
pengaruh factor lingkungan dikenal sebagai modifikasi. Modifikasi itu hanya
bersifat sementara dan tidak diwariskan (tidak menurun. Hortensia berbunga
merah akan berbunga biru jika media tanamnya diberi bubuk kapur. Sebaliknya,
hortensia biru akan berubah merah jika media tanamnya diberi humus. Demikian
pula tanaman akan kembali berbunga atau tumbuh subur jika dikembalikan ke
habitat asalnya.
Untuk mendapatkan sifat
yang permanen, diperlukan berbagai usaha, antara lain melalui perkawinan silang
(persilangan), mutasi dan rekayasa genetika. Persilangan dan mutasi banyak
diterapkan pada pertanian dan peternakan. Rekayasa genetika banyak diterapkan
diberbagai penelitian, termasuk dalam dunia kedokteran.
Hereditas berarti
penurunan sifat-sifat genetic dari orang tua ke anak. Ilmu yang mempelajari
tentang hereditas disebut genetika.
Mendel adalah tokoh
genetika yang diakui sebagai penemu hukum-hukum hereditas atau pewarisan sifat. Nama lengkap Mendel
adalah Gregor Johann Mendel (1822-1884), anak dari petani kecil di Moravia
Utara. Lahir tanggal 22 Juli 1822 dan diangkat sebagai pastor di Burnn
(Austria) pada tanggal 4 Agustus 1847.
Orang yang pertama kali
melakukan percobaan tentang pewarisan sifat adalah Gregor Mendel. Mendel
mengemukakan Hukum Mendel I dan II. Hukum Mendel 1 menyatakan bahwa ketika
berlangsung pembentukan gamet pada individu heterozigot, terjadi pemisahan alel
secara bebas. Oleh karena itu, setiap gamet mengandung salah satu alel yang
dikandung sel induknya. Peristiwa ini dikenali dengan mealui persilangan
monohibrida. Hukum ini dikenal pula sebagai hokum segregasi. Hukum Mendel II
dikenal sebagai Hukum Asortasi. Pada persilangan sering terjadi hasil yang
seolah-olah menyimpang dari Hukum Mendel, misalnya epistatis, hipostatis,
kriptomeri dan polimeri.
Maka berdasarkan hal
tersebut maka pembelajaran lebih lanjut tentang Hukum Mendel perlu untuk
dilakukan. Hal ini disebabkan karena sering ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
PEMBAHASAN
Sebelum maupun sesudah
terbitnya buku Mendel (1866), banyak yang dikemukakan teori hukum pewarisan
sifat yang dikemukakan antara lain sebagai berikut:
1.
Teori Darah,
mengatakan bahwa sifat keturunan dibawah oleh darah. Teori ini gugur setelah
ditemukannya transfuse darah, sebab orang yang menerima tambahan darah ternyata
sifatnya tidak berubah seperti sifat donornya.
2.
Teori
Preformasi, menyatakan adanya makhluk hidup kecil di dalam gamet sebagai calon
individu baru.
3.
Teori
Epigenesist (teori yang mengkritik teori preformasi), mengatakan bahwa sel
telur yang telah dibuahi oleh spermatozoon akan mengadakan pertumbuhan sedikit
demi sedikit.
4.
Teori
Pangenesis, menyatakan bahwa setelah ovum dibuahi oleh spermatozoon maka dalam sel kelamin terdapat tunas-tunas
yang tumbuh menjadi makhluk hidup baru.
5.
Teori Heckel,
menyatakan bahwa yang bertanggung jawab atas sifat keturunan adalah substansi
inti dari spermatozoon.
Dengan kemajuan
teknologi terbukti bahwa pendapat Mendellah yang paling benar, yaitu sifat
menurun dibawa oleh factor penentu (yang sekarang disebut dengan istilah gen)
dan ditentikan oleh separuh dari induk jantan (spermatozoon) dan separuh dari
induk betina (ovum).
Untuk membuktikan kebenaran
teorinya, Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman-tanaman yang
memiliki sifat beda. Tanaman yang dipilih adalah tanaman kacang ercis (Pisum sativum) karena memiliki
kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
1.
Mudah melakukan
penyerbukan silang
2.
Mudah didapat
3.
Mudah hidup atau
mudah dipelihara
4.
Cepat berbuah
atau berumur pendek
5.
Dapat terjadi
penyerbukan sendiri
6.
Terdapat
jenis-jenis yang memiliki sifat beda yang menyolok, misalnya:
a. Warna
bunga: ungu atau putih
b. Warna
biji: hijau atu kuning
c. Warna
buah: hiaju atau kuning
d. Bentuk
biji: bulat atau keriput
e. Sifat
kulit: halus atau kasar
f. Letak
bunga: aksial atau terminal; aksial artinya terletak di sepanjang batang,
terminal artinya terletak pada ujung batang
g. Ukuran
batang: tinggi atau pendek
Dalam percobaannya dengan
kacang ercis (kapri) Mendek membuat pengamatan-pengamatan berikut (ingat bahwa
ia tidak tahu tentang gen, kromosom dan meiosis):
1.
Galur tertua
merupakan galur murni untuk sifat yang berbeda jelas.
2.
Dengan
menyilangkan jenis tertua yang mempunyai sifat yang berbeda jelas maka F1
(keturunan generasi pertama) akan sama dengan orang tua yang mempunyai factor
dominan.
3.
Tiap tanaman
kapri hibrida (F1) mempunyai dua tipe keturunan F2, yaitu sebagian tipe dominan
dan sebagian tipe resesif. Dalam pembentukan gamet, kedua sifat konstan itu
(alel) memisah dalam jumlah yang sama dan hanya satu sifat terdapat dalam satu
gamet. Pada saat gamet (tepung sari dan sel telur) bergabung, kedua factor
muncul lagi dalam keturunannya.
4.
Persilangan
resiprok memberikan hasil yang sama.
v Hukum
Mendel I
Hukum Mendel I
dikenal sebagai Hukum Segregasi. Selama proses meiosis berlangsung,
pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi.
Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan
gen secara bebas itu dikenal sebagai segregasi gen. Dengan demikian setiap sel
gamet hanya mengandung satu ggen dari alelnya. Pada waktu fertilisasi, sperma
yang jumlahnya anyak bersatu secara acak dengan ovum untuk membentuk individu
baru.
Mendel melakukan
percobaan selama 12 tahun. Dia menyilangkan (mengawinkan silang) sejenis bunci
dengan memperhatikan satu sifat beda yang menyolok. Misalnya, buncis berbiji
bulat disilangkan dengan buncis berbiji keriput, buncis dengan biji berwarna
kuning disilangkan dengan biji warna hijau, buncis berbunga merah disilangkan
dengan buncis berbunga putih dan
seterusnya.
Untuk memudahkan
mempelajarinya, tiap-tiap persilangan diberi symbol. Pada saatmenyilangkan,
tanaman induk diberi notasi P (singkata daro parental = induk). Keturunan I
(keturunan pertama) yang dihasilkan disebut filial I (filial = keturunan) yang
disingkat F1. Untuk mendapatkan ketturunan II (F2) dilakukan persilangan antar
sesame F1.
Hukum Mendel I
atau hukum segregasi berkaitan erat dengan persilangan monohybrid. Monohybrid
atau monohibridisasi adalah suatu persilangan dengan satu sifat beda. Salah
satu persilangan Mendel, antara biji bulat dengan biji keriput sampai generasi
kedua yang menghasilkan perbandingan bulat : keriput = 3:1.
P : BB >< bb
(bulat) (keriput)
G : B b
F1 : Bb
F2 : Bb >< Bb
Genotype : BB : Bb : bb
1
2 1
Fenotipe : bulat : keriput
3 1
Dari percobaan di atas tampak bahwa perbandingan
hasil perkawinan antara factor dominan dan resesif berbanding 3 : 1.
Beberapa prinsip sehubungan dengan hasil percobaan
Mendel dapat dikemukakan berikut ini:
1. Sift
yang muncul pada F1 disebut sebagai sifat dominan (menang), sedangkan yang
tidak muncul disebut sifat resesif (kalah). Pada contoh di atas, bentuk biji
bulat dominan terhadap keriput, dan biji keriput resesif terhadap biji bulat.
2. Banyaknya
individu (tanaman) yang muncul pada F2 antara yang dominan dan resesif memiliki
perbandingan rata-rata 3:1
Oleh Mendel,
induk yang dominan homozigot diberi symbol dengan huruf pertama dari sifat
dominan, dengan menggunakan huruf besar yang ditulis dua kali. Sifat resesif
ini diberi symbol dengan huruf kecil
dari sifat dominan tadi. Jadi, biji bulat diberi symbol BB sedangkan biji
keriput diberi symbol bb. Symbol ditulis dua kali atau sepasang karena kromosom
selalu berpasangan. Setiap gen pada kromosom yang satu memiliki pasangan pada
kromosom homolognya.
Mendel juga
mengemukakan bahwa pada saat pembentukan gamet (sel kelamin) terjadi pemisahan
bebas dari sifat/gen yang dikandung oleh induknya. Artinya, setiap gamet akan
mendapatkan gen yang telah memisah secara acak.
Individu yang
mengandungnotasi dominan-dominan atau dominan-resesif akan menampakkan fenotipe
dominan. Hanya individu yang mengandung notasi resesif-resesif yang menampakkan
fenotipe resesif. Jadi, genotype BB dan Bbmenampakkan fenotipe bulat, sedangkan
genotype bb akan menampakkan fenotipe keriput.
Genotype adalah
sifat atau karakter yang ditentikan oleh gen. ada yang menyebutkan genotype
sebagai factor bakat atau pembawaan. Genotype bersifat menurun dan diwariskan kepad keturunannya. Akan tetapi
pengaruh genotype tidak selalu menampakkan hasilnya sebab sangat bergantung
pada lingkungannya. Sifat yang tampak dari luar disebut fenotipe. Fenotipe
merupakan paduan antara genotype dengan lingkunganya.
v Hukum
Medel II
Hukum Mendel II
dikenal pula sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara Bebas.
Menurut hukum ini, setiap gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu
sifattidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk
alelnya.
Hukum Mendel II
ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan
dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji (bulat+keriput)
dan warna biji (kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman biji bulat warna
kuning dengan biji keriput warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna
kuning. Karena setipa gen dapat berpasangan secara bebas maka hasil persilangan
antara F1diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning, bulat hijau dan
keriput hijau.
Hukum Mendel II
ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya barjauhan. Jika kedua gen itu
letaknya berdekatan, hukum initidak berlaku. Hukum Mendel II ini juga tidak
berlakuuntuk persilangan monohybrid.
Salah satu
contoh persilangan dihibrid yang dapat mewakili HukumMendel II adalah:
P : BBKK
(bulat, kuning) >< bbkk (keriput, hijau)
G : B, K, b. k
F1 : BkKk
F1xF1 : BbKk
(bulat, kuning) >< BbKk (bulat, kuning)
G : BK,
Bk, bK, bk >< BK, Bk, bK, bk
F2 :
Gamet
|
BK
|
Bk
|
bK
|
bk
|
BK
|
BBKK
|
BBKk
|
BbKK
|
BbKk
|
Bk
|
BBKk
|
BBkk
|
BkKk
|
Bbkk
|
bK
|
BbKK
|
BbKk
|
bbKK
|
bbKk
|
bk
|
BbKk
|
Bbkk
|
bbKk
|
bbkk
|
Genotipe: BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk :
bbKK : bbKk : bbkk
1 2 2 4 1 2 1 2 1
Fenotipe: bulat kuning :
keriput kuning :
bulat hijau :
keriput hijau
9 3 3 1
Setelah melihat contoh
di atas, maka dapat diketahui dengan pasti ciri khusus dari Hukum Mendel II,
yaitu:
1. Setiap
gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alel.
2. Keturunn
pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan.
3. Keturunan
kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif dengan perbandingan tertentu.
Dalam mekanisme pewarisan sifat
(persilangan monohibrida, kenyataan tentang factor-faktor dari Mendel
(gen-gen), adalah:
1.
Gen-gen berada
dalam keadaan berpasangan (alel)
2.
Gen-gen memisah
(segregasi) dalam sel kelamin (tepung sari dan sel telur), satu alelmeniju
salah satu sel kelamin.
3.
Gen tersususn
secara rambang dalam tepung sari dan sel
telur.
4.
Sifat gen tetap
dari generasi ke generasi.
v Istilah-istilah
yang sering di pakai dalam suatu persilangan:
·
Alel: salah satu
bentuk mtasi yang mungkin terjadi dari satu gen tertentu.
·
Genotype:
susunan genetic, atau jumlah total , atau semua gen dalam satu individu .
·
Fenotipe:
kenampakan luar dari suatu individu, merupakan kombinasi antara genotype dan
keadaan lingkungan.
·
Dominan: hasil
gen fungsional, menutup penampilan alel mutan.
·
Resesif: alel
dari gen yang tidak menghasilkan hasil yang berfungsi hasil yang defisien atau
hasil yang jumlahnya sedikit
·
Homozigot:
keadaan dimana kedua alel sama , individunya disebut homozigot.
·
Heterozigot:
keadaan dimana ada dua alel berbeda pada gen yang sama, individunya disebut
heterozigot.
·
F1: generasi
pertama dari persilangan antara individu tertua.
·
F2: generasi
kedua dari tetua atau keturunan dari persilangan antara individu F1.
·
Gamet: sel
reproduksi jantan maupun betina yang telah masak (sperma, tepung sari, sel
telur).
PENUTUP
v Kesimpulan:
·
Hukum Mendel I:
Hukum Mendel I dikenal dengan Hukum
Segregasi. Selama meiosis terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga
setiap gamet memperoleh
sati gen dari alelnya.
·
Hukum Mendel II:
Hukum Mendel II dapat dijelaskan
melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan dua sifat beda, dengan
dua alel berbeda.
1. Setiap
gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alel.
2. Keturunn
pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan.
3. Keturunan
kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif
dengan perbandingan tertentu.
v Saran
Sebaiknya dalam pembelajaran
mengenai Hukum Mendel dilakukan dengan melakukan diskusi dalam kelas. Hal ini
perlu dilakukan agar informasi-informasi yang tidak diketahui dapat diperoleh.
Selain itu, adanya hal-hal yang sulit dimengerti dalam menyelesaikan masalah-masalah
dalam persilangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar