PROTEIN
Protein merupakan
polipeptida alami. Makromolekul ini sangat berbeda-beda sifat fisiknya, mulai
dari enzim yang larut dalam air sampai keratin yang tak larut seperti rambut
dan tanduk. Protein memiliki berbagai fungsi biologis yang berbeda-beda pula,
yaiu sebagai: katalis enzim, transport dan penyimpanan, Fungsi mekanik, pergerakan, pelindung, proses
informasi . fungsi-fungsi protein ini berkaitan dengan struktur protein yang
masing-masing dapat melakukan ikatan spesifik dengan molekul-molekul tertentu.
Misalnya hemoglobin mengikat oksigen, antobodi mengikat molekul asing tertentu,
enzim mengikat molekul substrau tertentu.
Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada
jumlah dan jenis asam aminonya. Berat molekul protein sangat besar sehingga
bila protein dilarutkan dalam air akan membentuk suatu dispersi koloidal.
Molekul protein tidak dapat melalui membran semipermiabel, tetapi masingmasing
dapat menimbulkan tegangan pada membran tersebut.
Ada protein yang larut dalam air, dan ada pula yang tidak
larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti
etil eter. Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, maka daya larut
protein akan berkurang, akibatnya protein mengendap. Prinsip ini digunakan untuk
memisahkan protein dari larutannya. Proses pemisahan protein seperti ini
disebut salting out. Garam-garam logam berat dan asam-asam mineral
kuat ternyata baik digunakan untuk mengendapkan protein.
Penyusun utama protein adalah urutan berulang dari satu atom
nitrogen dan dua atom karbon. Protein tersusun atas beberapa asam amino melalui
ikatan peptida. Perhatikan struktur molekul protein berikut ini.
Secara teoritik dari 20 jenis asam amino yang ada di alam
dapat dibentuk protein dengan jenis yang tidak terbatas. Namun diperkirakan
hanya sekitar 2.000 jenis protein yang terdapat di alam. Para ahli pangan
sangat tertarik pada protein, karena struktur dan sifatnya yang dapat digunakan
untuk berbagai keperluan. Struktur protein dapat dibagi menjadi sebagai berikut.
1)
Struktur Primer
Susunan linier asam amino dalam protein merupakan struktur
primer. Susunan tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang
menentukan sifat dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk
struktur sekunder dan tersier.
2)
Struktur Sekunder
Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein
menyebabkan struktur utama membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri.
Bentuk-bentuk yang dihasilkan dapat spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini
dinamakan struktur sekunder. Dalam kenyataannya struktur protein biasanya
merupakan polipeptida yang terlipat-lipat dalam bentuk tiga dimensi dengan
cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling berdekatan.
3)
Struktur Tersier
Kebanyakan protein mempunyai beberapa macam struktur sekunder
yang berbeda. Jika digabungkan, secara keseluruhan membentuk struktur tersier
protein.
Bagian bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan dengan ikatan
hidrogen, ikatan garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida. Ikatan disulfida
merupakan ikatan yang terkuat dalam mempertahankan struktur tersier protein.
Ikatan hidrofobik terjadi antara ikatan-ikatan nonpolar dari molekul-molekul,
sedang ikatan-ikatan garam tidak begitu penting peranannya terhadap struktur
tersier molekul. Ikatan garam mempunyai kecenderungan bereaksi dengan ion-ion
di sekitar molekul.
4)
Struktur Kuartener
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya
melibatkan satu rantai polipeptida. Akan tetapi bila struktur ini melibatkan
beberapa polipeptida dalam membentuk suatu protein, maka disebut struktur
kuartener. Pada umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknya protein
sama dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier.
Protein dapat digolongkan berdasarkan berikut ini.
1)
Struktur Susunan Molekul
Berdasarkan struktur susunan molekul, protein dibagi menjadi
protein fibriler/skleroprotein dan protein globuler/sferoprotein. Protein
fibriler/skleroprotein adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak
larut dalam pelarutpelarut encer, baik larutan garam, asam, basa, ataupun
alkohol. Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pasti dan
sukar dimurnikan. Susunan molekulnya terdiri dari rantai molekul yang panjang
sejajar dengan rantai utama, tidak membentuk kristal dan bila rantai ditarik
memanjang, dapat kembali pada keadaan semula. Kegunaan protein ini terutama
hanya untuk membentuk struktur bahan dan jaringan.
Kadang-kadang protein ini disebut albuminoid dan sklerin.
Contoh protein fibriler adalah kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin
pada otot keratin pada rambut, dan fibrin pada gumpalan darah. Protein
globuler/sferoprotein yaitu protein yang berbentuk bola. Protein ini banyak
terdapat pada bahan pangan seperti susu, telur, dan daging. Protein ini larut
dalam garam dan asam encer; lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu,
konsentrasi garam, pelarut asam, dan basa dibandingkan protein fibriler.
Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu perubahan susunan molekul yang
diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologinya seperti yang dialami oleh
enzim dan hormon.
2)
Kelarutan
Berdasarkan kelarutannya, protein globuler dapat dibagi dalam
beberapa kelompok, yaitu albumin, globulin, glutelin, prolamin, histon, dan
protamin. Albumin, larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas.
Contohnya albumin telur, albumin serum, dan laktalbumin dalam susu.
Globulin, tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam
larutan garam encer, dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi (salting
out). Contoh globulin adalah miosinogen dalam otot, ovoglobulin dalam
kuning telur, amandin dari buah almonds, legumin dalam kacang-kacangan.
Glutelin, tidak larut dalam pelarut netral tetapi
larut dalam asam/basa encer. Contohnya glutelin dalam gandum dan oriznin dalam beras.
Prolamin atau gliadin, larut dalam alkohol 70 – 80% dan tak larut
dalam air maupun alkohol absolut. Contohnya gliadin dalam gandum, hordain dalam
barley, dan zein dalam jagung.
Histon, larut dalam air dan tidak larut dalam amonia
encer. Histon dapat mengendap dalam pelarut protein lainnya. Histon yang
terkoagulasi karena pemanasan dapat larut lagi dalam larutan asam encer.
Contohnya globin dalam hemoglobin.
Protamin, protein paling sederhana dibanding
proteinprotein lain, tetapi lebih kompleks daripada pepton dan peptida. Protein
ini larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Larutan protamin encer
dapat mengandung protein lain, bersifat basa kuat, dan dengan asam kuat
membentuk garam kuat. Contohnya salmin dalam ikan salmon, klupein pada ikan
herring, skombrin (scombrin) pada ikan mackarel dan spirinin (cyprinin)
pada ikan karper.
3)
Adanya Senyawa Lain pada Protein
Berdasarkan keberadaan senyawa lain pada protein, maka
protein dibagi menjadi protein konjugasi dan protein sederhana. Protein konjugasi
yaitu protein yang mengandung senyawa lain yang nonprotein.Contohnya
hemoglobin darah. Protein pada heme yaitu suatu senyawaan besi kompleks
berwarna merah. Protein sederhana yaitu protein yang hanya mengandung
senyawa protein.
4)
Tingkat Degradasi
Protein dapat dibedakan menurut tingkat degradasinya.
Degradasi merupakan tingkat permulaan denaturasi.
a) Protein alami
adalah protein dalam sel.
b) Turunan protein
yang merupakan hasil degradasi protein.
Pada tingkat permulaan denaturasi, dapat dibedakan menjadi
protein turunan primer (protein dan meta-protein) dan protein turunan sekunder
(proteosa, pepton, dan peptida). Protein turunan primer merupakan
hasil hidrolisis yang ringan, sedangkan protein turunan sekunder adalah hasil
hidrolisis yang berat. Protein adalah hasil hidrolisis oleh air, asam
encer, atau enzim, yang bersifat tidak larut. Contohnya adalah miosan dan
endestan.
Metaprotein
merupakan hasil hidrolisis lebih lanjut oleh asam dan alkali dalam asam
serta alkali encer tetapi tidak larut dalam larutan garam netral. Contohnya
adalah asam albuminat dan alkali albuminat. Proteosa bersifat larut
dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Diendapkan oleh larutan (NH4)2SO4
jenuh.
Pepton
juga larut dalam air, tidak terkoagulasikan oleh panas, dan tidak
mengalami salting out dengan amonium sulfat, tetapi mengendap oleh
pereaksi alkohol seperti asam fosfotungstat.
Peptida
merupakan gabungan dua atau lebih asam amino yang terikat melalui ikatan
peptida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar